Senin, 27 Januari 2014

Untuk Sebuah Nama yang Masih Allah Rahasiakan..



Untuk Sebuah Nama yang Masih Allah Rahasiakan..

Ya Rabb.. Aku berdoa untuk seorang pria,yang akan menjadi bagian dari hidupku.

Seorang pria yang sungguh mencintai-Mu lebih dari segala sesuatu.

Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau.

Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk-Mu.

Seorang pria yang mempunyai sebuah hati yang sungguh mencintai dan haus akan Engkau dan memiliki keinginan untuk menauladani sifat-sifat Agung-Mu.

Seorang pria yang mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia- sia.

Seorang pria yang memiliki hati yang bijak bukan hanya sekedar otak yang cerdas.

Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormati aku.

Seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi dapat juga menasehati ketika aku berbuat salah.

Seorang pria yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tetapi karena hatiku.

Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi.

Seorang pria yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika berada disebelahnya.

Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya.

Seorang pria yang membutuhkan do'aku untuk kehidupannya.

Seorang pria yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya.

Seorang pria yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.

Dan aku juga meminta: Buatlah aku menjadi seorang perempuan yang dapat membuat pria itu bangga.

Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintai-Mu, sehingga aku dapat mencintainya dengan cinta-Mu, bukan mencintainya dengan sekedar cintaku.

Berikanlah Sifat-Mu yang lembut sehingga kecantikanku datang dari-Mu bukan dari luar diriku.

Berilah aku tangan-Mu sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya.

Berikanlah aku penglihatan-Mu sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya dan bukan hal buruk saja.

Berikan aku mulut-Mu yang penuh dengan kata- kata kebijaksanaan-MU dan pemberi semangat, sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari, dan aku dapat tersenyum padanya setiap pagi.

Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakaan "Betapa besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku seseorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna".

Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kau tentukan.

Jumat, 17 Januari 2014

Alaihis Salam Kepada Ahlul Bait

Shahih Bukhari : Alaihis Salam Kepada Ahlul Bait [Sayyidah Fathimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain]

Shahih Bukhari : Alaihis Salam Kepada Ahlul Bait [Sayyidah Fathimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain]

Tulisan ini kami hadiahkan kepada para pendengki yang tidak rela terhadap keutamaan Ahlul Bait yang berlimpah, kepada para pemalas yang terlalu malas untuk membaca kitab yang katanya fenomenal Shahih Bukhari, kepada para nashibi agar bertambah sakit hatinya, kepada orang awam yang terlalu paranoid dengan Syiah [Syiahphobia] yaitu orang yang ketika mendengar ucapan Alaihis Salam kepada Ahlul Bait keningnya berkerut dgn ekspresi jijik di mukanya sambil bergumam “dasar syiah”. Dan yang paling utama buat da’i salafy konyol yang menuduh ucapan Alaihis Salam kepada Ahlul Bait adalah ghuluw.
Ucapan Alaihis Salam kepada Ahlul Bait yaitu Sayyidah Fathimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain adalah ucapan yang dapat ditemukan dengan mudah dalam kitab yang katanya tershahih setelah Al Qur’anul Karim yaitu Shahih Bukhari. Kalau itu dikatakan ghuluw maka Bukhari adalah orang yang paling tepat untuk dikatakan ghuluw dan kalau itu dikatakan menjadikan Ahlul Bait seperti Nabi maka Bukhari adalah orang yang seharusnya dituduh sebagai menyamakan Ahlul Bait dengan Nabi [dan ternyata ada juga selain Bukhari].
.
.
Sayyida Fathimah Alaihas Salam

حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ بَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَاجِدٌ وَحَوْلَهُ نَاسٌ مِنْ قُرَيْشٍ جَاءَ عُقْبَةُ بْنُ أَبِي مُعَيْطٍ بِسَلَى جَزُورٍ فَقَذَفَهُ عَلَى ظَهْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يَرْفَعْ رَأْسَهُ فَجَاءَتْ فَاطِمَةُ عَلَيْهَا السَّلَام فَأَخَذَتْهُ مِنْ ظَهْرِهِ وَدَعَتْ عَلَى مَنْ صَنَعَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ عَلَيْكَ الْمَلَأَ مِنْ قُرَيْشٍ أَبَا جَهْلِ بْنَ هِشَامٍ وَعُتْبَةَ بْنَ رَبِيعَةَ وَشَيْبَةَ بْنَ رَبِيعَةَ وَأُمَيَّةَ بْنَ خَلَفٍ أَوْ أُبَيَّ بْنَ خَلَفٍ شُعْبَةُ الشَّاكُّ فَرَأَيْتُهُمْ قُتِلُوا يَوْمَ بَدْرٍ فَأُلْقُوا فِي بِئْرٍ غَيْرَ أُمَيَّةَ بْنِ خَلَفٍ أَوْ أُبَيٍّ تَقَطَّعَتْ أَوْصَالُهُ فَلَمْ يُلْقَ فِي الْبِئْرِ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar yang berkata telah menceritakan kepada kami Ghundar yang berkata telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Abu Ishaq dari Amru bin Maimun dari Abdullah RA yang berkata ketika Nabi SAW sedang sujud disekeliling Beliau ada orang-orang Quraisy kemudian Uqbah bin Abi Mu’aith datang dengan membawa isi perut hewan dan meletakkannya di punggung Nabi SAW. Beliau tidak mengangkat kepala Beliau sampai akhirnya Fathimah Alaihas Salam datang dan membuangnya dari punggung Beliau dan memanggil orang yang melakukan perbuatan tersebut. Nabi SAW berkata “ya Allah aku serahkan para pembesar Quraisy kepadamu Abu Jahal bin Hisyam, Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, Umayah bin Khalaf atau Ubay bin Khalaf”. Dan sungguh aku melihat mereka terbunuh dalam perang Badar. Kemudian mereka dibuang ke sumur kecuali Umayyah atau Ubay karena dia seorang yang badannya besar ketika badannya diseret anggota badannya terputus-putus sebelum dimasukkan kedalam sumur. [Shahih Bukhari 5/45 no 3854]
Sebutan Alaihas Salam kepada Sayyidah Fathimah dapat ditemukan di banyak tempat dalam Shahih Bukhari bahkan Bukhari sendiri membuat judul khusus dengan kata-kata

مناقب قرابة رسول الله صلى الله عليه وسلم، ومنقبة فاطمة عليها السلام بنت النبي صلى الله عليه وسلم

Keutamaan Kerabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Was Salam dan Keutamaan Fathimah Alaihas Salam binti Nabi Shallallahu Alaihi Was Salam [Shahih Bukhari 5/20 kitab Al Manaqib]

باب مناقب فاطمة عليها السلام

Bab ; Keutamaan Fathimah Alaihas Salam [Shahih Bukhari 5/29 kitab Al Manaqib]
.
.
Imam Ali bin Abi Thalib Alaihis Salam

حَدَّثَنَا عَبْدَانُ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عَلِيُّ بْنُ حُسَيْنٍ أَنَّ حُسَيْنَ بْنَ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَخْبَرَهُ أَنَّ عَلِيًّا عَلَيْهِ السَّلَام قَالَ كَانَتْ لِي شَارِفٌ مِنْ نَصِيبِي مِنْ الْمَغْنَمِ وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْطَانِي شَارِفًا مِنْ الْخُمْسِ فَلَمَّا أَرَدْتُ أَنْ أَبْتَنِيَ بِفَاطِمَةَ عَلَيْهَا السَّلَام بِنْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاعَدْتُ رَجُلًا صَوَّاغًا مِنْ بَنِي قَيْنُقَاعَ أَنْ يَرْتَحِلَ مَعِي فَنَأْتِيَ بِإِذْخِرٍ أَرَدْتُ أَنْ أَبِيعَهُ مِنْ الصَّوَّاغِينَ وَأَسْتَعِينَ بِهِ فِي وَلِيمَةِ عُرُسِي

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdan yang berkata telah mengabarkan kepada kami ‘Abdullah yang berkata telah mengabarkan kepada kami Yunus dari Ibnu Syihab yang berkata telah mengabarkan kepadaku Ali bin Husain bahwa Husain bin Ali radiallahuanhuma mengabarkan kepadanya bahwa Ali Alaihis Salam berkata Aku memiliki seekor unta yang kudapat dari ghanimah dan Rasulullah memberikan unta kepadaku dari bagian khumus (seperlima). Ketika aku ingin menikahi Fathimah Alaihas Salam binti Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam aku menyuruh seorang laki-laki pembuat perhiasan dari bani Qainuqa’ untuk pergi bersamaku maka kami datang dengan membawa wangi-wangian dari daun idzkhir, aku jual yang hasilnya kugunakan untuk pernikahanku. [Shahih Bukhari 3/60 no 2089]
.
.
Imam Hasan bin Ali Alaihis Salam

حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي خَالِدٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا جُحَيْفَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ عَلَيْهِمَا السَّلَام يُشْبِهُهُ قُلْتُ لِأَبِي جُحَيْفَةَ صِفْهُ لِي قَالَ كَانَ أَبْيَضَ قَدْ شَمِطَ وَأَمَرَ لَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلَاثَ عَشْرَةَ قَلُوصًا قَالَ فَقُبِضَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْلَ أَنْ نَقْبِضَهَا

Telah menceritakan kepadaku Amru bin Ali yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudhail yang berkata telah menceritakan kepada kami Ismail bin Abi Khalid yang berkata aku mendengar Abu Juhaifah RA berkata “Aku melihat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dan Hasan bin Ali Alaihimas Salam sangat mirip dengan Beliau”. Aku [Ismail] bertanya kepada Abu Juhaifah “Ceritakan sifat Beliau kepadaku?”. Abu Juhaifah berkata “Beliau berkulit putih, rambut Beliau sudah beruban dan Beliau pernah memerintahkan untuk memberi 13 anak unta kepada kami”. Ia kemudian berkata “Nabi SAW wafat sementara kami belum sempat mengambil pemberian Beliau tersebut”. [Shahih Bukhari 4/187 no 3544]
.
.
Imam Husain bin Ali Alaihis Salam

حَدَّثَنَا عَبْدَانُ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ أَنَّ حُسَيْنَ بْنَ عَلِيٍّ عَلَيْهِمَا السَّلَام أَخْبَرَهُ أَنَّ عَلِيًّا قَالَ كَانَتْ لِي شَارِفٌ مِنْ نَصِيبِي مِنْ الْمَغْنَمِ يَوْمَ بَدْرٍ وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْطَانِي شَارِفًا مِنْ الْخُمُسِ

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdan yang berkata telah mengabarkan kepada kami Abdullah yang berkata telah mengabarkan kepada kami Yunus dari Az Zuhri yang berkata telah mengabarkan kepadaku Ali bin Husain bahwa Husain bin Ali Alaihimas Salam mengabarkan kepadanya bahwa Ali berkata “Aku memiliki seekor unta yang kudapat dari bagian ghanimah dalam perang badar dan Nabi SAW memberiku unta dari bagian khumus (seperlima)…[Shahih Bukhari 4/78 no 3091]
.
.
Kesimpulan
Semua hadis ini lebih dari cukup sebagai bukti bahwa sebutan Alaihis Salam kepada Ahlul Bait Sayyidah Fathimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain adalah perkara yang ma’ruf dan tentu sangat sesuai dengan kemuliaan dan keutamaan mereka. Bagi para pengingkar yang berkeras menolak silakan saja katakan kalau Al Bukhari itu ghuluw atau sekalian saja bilang Al Bukhari terpengaruh Syiah. Sungguh luar biasa Syiah ini sampai ahli hadis ternama seperti Al Bukhari tidak luput dari pengaruh mereka. Bagi da’i salafy konyol tentu tidak akan ada yang keberatan kalau mau menambahkan hal yang lebih konyol lagi :mrgreen: 

Rosulullah SAW bersabda:
“mengapa ini kaum jk disebutksn keluarga ibrahim dan imran mereke senang mendengarnya tetepi jika disebutkan keluarga Muhammad hati mereka gelisah dan tidak mau mendengarnya, Apabila seorang hamba datang pada hari kiamat dgn membawa amal ibadah 70 nabi mk Allah tdk akan menerimanya kecuali dia datang degan berwilayah kepadaku dan keluargaku.”

Kamis, 16 Januari 2014

Hayati Tiga Amalan Yang Akan Menjadi Syafaat di Hari Akhirat.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

سْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,
Selain daripada amal ibadah, amal soleh dan amal kebajikan yang telah kita laksanakan semasa di dunia kita juga amat memerlukan syafaat (pertolongan) semasa berada di Padang Mahsyar dan semasa melalui Mizan (timbangan amal). Di khuatiri semua amalan kita di dunia tidak mencukupi untuk memberatkan timbangan semasa di Mizan kerana disamping amal kebaikan terdapat pula amal kejahatan dan dosa yang telah kita lakukan. Maka ketika ini syafaat amat diperlukan terutama syafaat daripada Junjungan Besar Nabi Muhmmad SAW.

Terdapat tiga amalan yang boleh menjadi syafaat ketika kita berada di hari akhirat. Amalan tersebut adalah seperti berikut :

Pertama : Jauhi pertengkaran, dusta dan perbaiki akhlak

Kedua : Banyakkan berselawat kepada Rasulullah SAW

Ketiga : Bacalah al-Quran dan fahami maksudnya

Huraiannya :

Pertama : Jauhi pertengkaran, dusta dan perbaiki akhlak

Rasulullah SAW bersabda maksudnya: “Aku adalah sebagai penjamin yang memberi jaminan untuk seseorang memperolehi sebuah rumah di halaman syurga iaitu bagi orang yang meninggalkan perbuatan berbantahan sekalipun perbantahan itu benar, dan juga sebuah rumah di pertengahan syurga bagi orang yang meninggalkan perbuatan dusta sekalipun dengan tujuan bergurau senda, dan juga sebuah rumah di puncak syurga bagi orang yang memperbaiki akhlak dan berbudi mulia.”(Hadis Riwayat Abu Daud)

Orang yang suka bertengkar walaupun di dalam perkara yang baik adalah dibenci oleh Allah SWT dan Rasul-Nya kerana ia adalah antara perbuatan yang keji yang boleh merosakkan hubungan baik di dalam masyarakat.

Orang yang suka bergaduh, berdusta dan tidak berakhlak mulia tidak akan mendapat jaminan dan syafaat daripada Rasulullah SAW di akhirat kelak.

Islam melarang umatnya berdusta kerana berbuatan tersebut akan membawa kepada fitnah yang menimbulkan permusuhan seterusnya boleh mencetuskan huru-hara di dalam masyarakat.

Kita hendaklah berusaha untuk memperbaiki akhlak dari semasa ke semasa iaitu dengan meninggalkan segala perbuatan yang dilarang agama di mana dengan itu barulah seseorang itu dikatakan layak mendapat syafaat daripada Rasulullah SAW sebagaimana yang tersebut di dalam hadis tersebut.

Kedua : Banyakkan berselawat kepada Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW bersabda maksudnya: "Orang yang lebih berhak mendapat syafaatku pada hari kiamat ialah orang yang lebih banyak selawatnya kepadaku." (Hadis Riwayat Ibn Mas'ud r.a)

Nabi SAW bersabda maksudnya : "Barangsiapa berselawat kepadaku di sisi kuburku maka aku mendengarnya, barangsiapa berselawat kepadaku dari jauh, maka selawat itu diserahkan oleh seorang malaikat yang menyampaikan kepadaku dan ia dicukupi urusan keduniaan dan keakhiratan dan aku sebagai saksi dan pembela baginya." (Hadis Riwayat Al Baihaqi dan Al Khatib)

Syafaat Nabi Muhammad SAW di akhirat nanti ada 5 jenis :

1. Syafaat untuk membebaskan ummat manusia daripada kedahsyatan Padang Mahsyar.

2. Syafaat untuk memasukkan suatu kaum ke dalam syurga tanpa hisab dan perhitungan apa pun.

3. Syafaat kepada kaum setelah dihisab dan diputuskan untuk menerima hukumnya yang setimpal, agar dicabut hukuman itu.

4. Syafaat mengeluarkan mereka yang berdosa, dari azab neraka.

5. Syafaat untuk menaikkan ke tingkat yang lebih tinggi di syurga.

Ketiga : Bacalah al-Quran dan fahami maksudnya.

Rasulullah SAW bersabda maksudnya: “Bacalah al- Quran kerana ia akan datang pada hari akhirat kelak sebagai pemberi syafaat kepada tuannya.” (Hadis Riwayat Muslim)

Dalam hadis yang lain Nabi SAW bersabda maksudnya : ”Bacalah al-Quran kerana dia akan datang memberikan syafaat kepada pembacanya pada hari kiamat nanti. Bacalah Zahrawain, iaitu surah al-Baqarah dan Ali-Imran , kerana keduanya akan datang pada hari kiamat nanti seperti dua kumpulan awan menaungi pembacanya atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam matlamat hendak membela pembacanya. Bacalah al-Baqarah kerana dengan membacanya beroleh berkat dan dengan tidak membacanya beroleh penyesalan dan pembacanya tidak dapat dikuasai (dikalahkan oleh tukang-tukang sihir)." (Hadis Riwayat Muslim)

Al-Quran merupakan kalam Allah dan perlembagaan syariatnya yang kekal abadi. Allah SWT telah menurunkannya kepada manusia sebagai panduan dalam mengharungi kehidupan agar dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Membaca al-Quran merupakan satu ibadah yang boleh menghampirkan diri seseorang itu kepada Allah SWT. Pahalanya amat besar iaitu sesiapa yang membaca satu huruf daripada al-Quran, ganjarannya satu kebaikan dan sepuluh ganjaran yang sama dengannya. Selain itu ia juga boleh memberikan syafaat di hari akhirat kelak.

Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim ada menyatakan bahawa Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya : ”Perumpamaan mukmin yang membaca al-Quran adalah seperti limau yang mempunyai bau yang harum dan rasanya sedap. Manakala perumpamaan mukmin yang tidak membaca al-Quran pula adalah seperti tamar yang tidak ada bau tetapi rasanya manis dan sedap.”

Membaca al-Quran hendaklah dilakukan dengan beradab sebagai menghormati kalimah Allah di antaranya ialah seseorang itu hendaklah berada dalam keadaan suci (berwuduk) dan membacanya di tempat yang bersih, memulakan dengan membaca Ta’auwuz dan Basmallah, membaca dengan teliti dan perlahan, menjaga makhraj (bertajwid) serta memperelokkan suara sekadar termampu.

Pembacaan al-Quran yang paling baik ialah apabila difahami apa yang dibaca. Dengan ini barulah seseorang itu akan dapat merasai nikmatnya yang sebenar.

Al-Quran merupakan petunjuk bagi umat manusia, di dalamnya tersimpan berjuta fadhilat atau hikmat yang tidak diketahui oleh manusia. Di samping itu al-Quran juga berfungsi sebagai penawar atau pendinding bagi jasmani dan rohani manusia yang mengerti dan mengamalkannya menurut ketentuan sunnah. Yang penting adalah keyakinan diri kita terhadap kebesaran Allah dan keagungan kalimah-kalimah Allah yang dijadikan sebagai pendinding daripada kejahatan kuasa-kuasa ghaib yang dihantar oleh pengamal ilmu-ilmu kebatinan yang sesat (ilmu hitam). Sesungguhnya Allah SWT itu Maha Berkuasa dan Dia-lah sebaik-baik pelindung yang tiada siapa dapat menandingi-Nya.

Sahabat yang dikasihi.
Marilah sama-sama kita berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT supaya kita termasuk dikalangan hamba-Nya yang diredhai dan dirahmati-Nya di dunia dan akhirat. Semoga kita terpilih mendapat syafaat daripada Rasulullah SAW dan syafaat daripada amal soleh yang kita lakukan semasa di dunia ini. Berdoalah kepada Allah SWT dengan doa berikut :

"Ya Allah! bantulah kami dalam memperbanyakkan selawat kepada kekasih-Mu Muhammad SAW dan permudahkan bagi kami untuk membaca kalam-Mu yang suci siang dan malam. Semoga dengan rahmatMu kami tergolong dikalangan orang-orang yang beroleh syafaat dan masuk ke syurga tanpa hisab." Amin..

Wallahua'lam..

Tips Agar Dicintai Allah

" Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertakwa, orang yang kaya, dan orang yang tidak pamer." (HR. Muslim)

Setiap kita pasti menginginkan dicintai oleh Allah. Karena, jika Allah mencintai kita, maka kebahagiaan di dunia dan di akhirat akan kita raih. Pertanyaannya, bagaimanakah caranya agar kita bisa dicintai oleh Allah?

Jika kita merujuk kepada hadits Rasulullah SAW sebagaimana yang disebutkan diatas, maka ada 3 cara agar bisa dicintai Allah.

Pertama, menjadi orang yang bertakwa, Ali bin Abi Thalib memberikan batasan ciri-ciri orang yang bertakwa:

1). merasa takut kepada Allah. Takut kepada Allah berbeda dengan ketakutan kita kepada makhluk, jika kita takut kepada harimau maka kita akan menjauhinya. Namun, jika kita takut kepada Allah maka kita harus mendekati-Nya dengan senantiasa meningkatkan kualitas ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Efek positif dari rasa takut ini, maka akan muncul sikap hati-hati dalam berbuat, sehingga perbuatan kita tidak akan seenaknya, namun akan penuh pertimbangan.

2). tadabbur Al-Quran. Tadabbur artinya membaca Al-Quran disertai dengan memahami isinya. Al-Quran berisi pedoman dan petunjuk hidup, maka agar hidup ini selaras dan sesuai dengan kehendak Allah, salah satu caranya adalah dengan mengikuti petunjuk dari Al-Quran;

3). qanaah dalam hidup. Qanaah artinya merasa cukup dengan nikmat diberikan Allah. Sehingga hidup penuh dengan rasa syukur. Qanaah bukan berarti pasif, tapi aktif dalam berikhtiar, fokus dan bersungguh-sungguh dalam beramal, namun untuk hasil sepenuhnya diserahkan kapada Allah;

4). bersiap-siap menghadapi kematian. Orang yang bertakwa senantiasa ingat mati, sehingga hidupnya menjadi produktif dalam beramal sebagai bekal kepulangannya. Tiada waktu untuk leha-leha dan bermalas-malasan, karena dia tahu bahwa maut pasti akan datang sewaktu-waktu. Baginya, waktu adalah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan untuk memperbanyak amal ibadah. Rasulullah SAW bersabda

"Pergunakan lima perkara sebelum datang lima perkara lagi : Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, mudamu sebelum tuamu, dan kayamu sebelum miskinmu." (HR. Baihaqi dari Ibnu Abbas).

Kedua, menjadi orang yang kaya. Menurut Rasulullah SAW bahwa orang yang kaya akan dicintai oleh Allah. Namun, yang dimaksud kaya disini adalah kaya hati dan bukanlah kaya dengan materi dunia. Rasulullah SAW bersabda,

"Bukanlah orang yang kaya itu dengan banyaknya harta, namun orang kaya itu adalah kaya jiwa / hati." (HR. Bukhari).

Orang yang kaya hati, maka hidupnya akan lapang dan tidak merasa sempit, meskipun hidupnya sederhana. Harta dunia tidak menjamin akan ketenangan dan kebahagian hidup, bahkan boleh jadi menjadi penyebab kegelisahan dalam hidup jika didapatkan dengan cara yang tidak halal sehingga tidak ada keberkahan dalam hartanya bahkan akan menjauhkan diri dari Allah. Na’udzubillah min dzalik.

Ketiga, hidup tidak pamer alias ikhlas. Orang yang dicintai Allah akan beramal hanya untuk yang dicintainya, bukan untuk makhluk yang fana’. Beramal bukan untuk dipuji, dihormati, dan dihargai oleh selain Allah. Namun, semua itu dia kerjakan untuk Allah semata. Syaikh Muhammad Salim bin ‘Id Al-Hilali dalam kitabnya "Bahjatun-Nazhirin (Syarh Riyadhush-shalihin)" menyebutkan, ada dua syarat sahnya suatu diterima, yaitu ikhlas dan sesuai dengan sunah Rasulullah.

Ikhlas yaitu beramal hanya mengharap keridlaan Allah. Allah SWT berfirman,

"Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah: 5).

Sedangkan, sesuai dengan sunah yaitu jika amal itu harus sesuai dengan contoh Rasul (tidak seenaknya apalagi ngarang sendiri). Dua syarat ini termasuk perkara yang mutawaliat, yakni perkara yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dengan demikian amal itu tidak cukup hanya ikhlas tapi juga harus sesuai dengan contoh Rasul dan begitupun sebaliknya.

Inilah di antara upaya kita agar bisa meraih cinta Allah dengan terus berupaya agar bisa menjadi pribadi takwa, kaya akan jiwa/hati, dan ikhlas dalam beramal. Semoga Allah memberkahi dan meridlai ikhtiar kita ini. Amin. Wallahu a’lam bishshawwab.

RAHASIA SHOLAWAT


RAHASIA SHOLAWAT

~ “Sesungguhnya Allah dan para MalaikatNya senantiasa bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang beriman bershalawatlah kepada Nabi dan mohonkan salam baginya.” (QS. 33: 56)

Shalawat Ghazali

Tags
, , ,
Shalawat Ghazali adalah bacaan Shalawat yang diyakini dapat memberikan manfaat sebagai sarana untuk menentramkan hati,menjernihkan pikiran,tercapainya suatu keinginan yang sangat besar bagi orang yang berkenan mendzikirkannya secara istiqamah dengan mengikuti tata cara yang telah di tentukan.
Bismillahirrahmaanirrahim.Allahumma shalli ‘alaa sayyidina muhammadin wa’alaa aali sayyidina muhammadin shalaaatan daa-imatan mustamirratan taduumu bidawaamika watabqa-ka watakh-ludu bi-khuludika walaa-ghaa yata lahaa duuna mardhaa-tika walaa jazaa-a liqaaa-ilihaawamushallii-haa ghaira jannatika wannazhri ilaa waj-hikal karimi.
Artinya:Dengan menyabut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.Ya Allah,limpahkanlah rahmat pada junjungan kami Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Muhammad ,rahmat yang kekal dan terus-menerus,ia kekal karena kekekalan-Mu,ia tetap karena ketetapan-Mu,ia langgeng karena kelanggengan-Mu.Tidak ada ujung baginya tanpa keridlaan-Mu.Tidak ada balasan bagi pembacanya dan memintakan rahmat selain surga-Mu dan melihat wajah-Mu yang maha mulia.
Khasiat  Shalawat Ghazali antara lain:
  1. Untukmembuat hati menjadi tenteram.
  2. Untuk membuat pikiran jadi tenang,jernih,dan cerdas.
  3. Untuk mendatangkan dan menghasikan segala macam hajat atau untuk tercapainya suatu hajat yang besar. Continue reading »

Kemuliaan Shalawat

Tags
,
Pada dasarnya bacaan shalawat Nabi itu harus di ucapkan(dibaca/didzikirkan)oleh setiap muslim dan orang mukmin di mana saja dan dalam keadaan apapun.Dalam keadaan berdoa,maka isi bacaan doa itu harus ada bacaan shalawat atas Nabi yang dapat di baca,di awal,di pertengahan dan diakhir bacaan tersebut.Jika tidak, maka doa tersebut tertahan di antara langit dan bumi serta tiada naik barang sedikitpun.
Demikianlah salah satu contoh pengaruh bacaan shalawat terhadap kebutuhan manusia kepada Tuhannya. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk selalu membaca shalawat atas Nabi pada setiap saat dalam berbagai keadaan.Shalawat atas Nabi itu memiliki barokah,fadhilah,manfaat yang sangat banyak sekali dan sangat besar khasiatnya serta dapat memberi keuntungan di dunia dan di akhirat nanti.Insya Allah akan bahagia,sejahtera,dan selamat fiddun ya wal-aakhirah.
Tujuan tulisan ini tidak lain adalah:
1.  Untuk memenuhi dan melaksanakan salah satu perintah dari Allah swt.Agar kita senantiasa bershalawat atas Nabi. Sebagaimana Allah swt.telah berfirman:
innallaha wa malaaikatahu yushollu ‘alannabiyyi Ya ayyuhalladzhina amanu shollu ‘alaihi wasallimu tasliima.(QS.Al Ahzhab 56)
Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatnya menyampaikan/mohonkan rahmat atas Nabi wahai orang orang yang mereka beriman mohonkan rahmat atasnya dan mohonkan kesejahteraan penghormatan (QS.Al Ahzab 56)
2.  Untuk mendapatkan kelmuliaan dari Allah swt.Dan untuk mendapatkan syafaat  dari Rasulullah saw.
3.  Untuk mendapatkan kecintaan dari sesama manusia,kecintaan dari Rasulullah saw. Dan kecintaan dari Allah swt
4.  Untuk mendekatkan diri ke hadirat Allah swt
5.  Untuk  memperoleh kesempurnaan hidup dan keselamatan.
Aneka macam bacaan shalawat dan khasiatnya adalah merupakan bentuk-bentuk ajaran dan tuntunan bacaan shalawat yang bersumber dari Rasulullah saw, para ulama dan waliyullah yang memiliki kesamaan dan perbedaan manfaat yang sebesar-besarnya untuk memperoleh satu tujuan, yaitu mendapatkan keridhaan atau kemuliaan dari Allah swt.Dan syafaat dari Rasulullah saw. Dengan aneka shalawat macam tersebut kita bebas untuk mengamalkanya menurut selera dan kemampuan kita masing-masing.

Khasiat Shalawat

Tags
, , , ,
Mengingat bacaan shalawat yang bersumber dari Rasulullah saw.Itu sangat banyak ragamnya,maka dalam hal ini sengaja di ambilkan satu contoh bacaan shalawat yang paling singkat dan paling pendek bacaannya,paling ringan pengucapanya dan paling banyak khasiatnya
Bacaan shalawat tersebut adalah sebagai berikut:
Bismillaahirrah maanir rahiim. Shallallahu ‘alaa muhammadin.
Artinya : Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Semoga Allah melimpahkan shalawat atas Muhammad.
Khasiat bacaan shalawat tersebut antara lain sebagai berikut:
  1. Memperoleh rahmat dari Allah swt.Memperoleh syafaat dari Nabi Muhammad saw.
  2. Mendapat Pimpinan dari Malaikat yang bagus-bagus,dapat menghapus dosa-dosa dan meninggikan derajat
  3. Dapat menutupi kebutuhan dunia dan akhirat,memperoleh pahala sebesar gunung Uhud dan selamat dari segala macam malapetaka
  4. Mendapat keridhaan dari Allah swt.Dapat kesaksian dari Rasulullah saw.Dan mendapat syafaatnya di akhirat nanti,aman dari kemurkaan Allah swt.Dan masuk di bawah lindungan Arsy.
  5. Membuat timbangan kebaikannya menjadi berat dan di beri minum dari telaga Al Kautsar serta aman dari rasa haus.
  6. Bebas dari api neraka,dapat melintasi shirathal mustaqim seperti kilat dan dapat melihat tempatnya di surga sebelum mati dan mendapat anugerah banyak isteri di dalam surga.
  7. Mendapat kemenangan atas musuh-musuhnya,dapat mensucikan hati dari sifat fanatik,dapat melihat Nabi Muhammad saw dalam tidurnya,dapat menyebabkan dicintai oleh orang-orang mukmin dan orang-orang muslim.
  8. Dapat menjadi sebab terkabulnya segala macam wujud doa,memperoleh ucapan selamat dari Allah swt dan dapat menyinari lahir dan batinnya.
Barangsiapa yang ingin mendapatkan semua manfaat tesebut di atas,maka hendaklah membaca bacaan shalawat tersebut sebanyak-banyaknya pada setiap selesai shalat fardlu secara istiqamah(terus menerus,tidak terputus-putus).
Sebelum membaca shalawat tersebut,sebaiknya diawali dengan shalat hajat dua rakaat.
  1. Pada rakaat pertama,setelah membaca surat Al Fatihah membaca surat Al Ikhlas 10 kali
  2. Pada rakaat kedua,setelah membaca surat Al Fatihah membaca surat Al Ikhlas 20 kali
Setelah salam membaca istigfar 100 kali,kemudian membaca shalawat tersebut sebanyak-banyaknya.

Dasar Hukum dan Dalil-dalil Shalawat

Tags
, , , , , , , , , , ,
Dibawah ini adalah dalil-dalil tentang shalawat baik dari Al-Quran maupun Al-Hadis Nabi Saw., serta para ulama
AL-QUR’AN
Surat Al-Ahzâb ayat 43:
 Artinya: “Dia-lah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohon ampunan untukmu) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya yang terang”.
Surah Al-Ahzâb ayat 56:
 Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”.
Maksud Allah bershalawat kepada Nabi Saw. adalah dengan memberi rahmat-Nya; bershalawat malaikat kepada Nabi Saw. dengan memintakan ampunan; sedangkan bershalawatnya orang-orang mu’min kepada Nabi Saw. dengan berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan per-kataan “Allâhumma Shalli ‘alâ Muhammad”
Adapun salam kepada Nabi Saw. adalah dengan mengucapkan “Assalâmu Alayka Ayyuh al-Nabiyy.”
Al-Hadits
 Artinya: “Bershalawatlah kamu kepadaku, karena sha-lawatmu itu menjadi zakat (penghening jiwa pembersih dosa) untukmu.” (HR. IbnMurdaweh)
Artinya: “Saya mendengar Nabi Saw. Bersabda janganlah kamu menjadikan rumah-rumahmu sebagai kuburan, dan janganlah kamu menjadikan kuburanku sebagai per-sidangan hari raya. Bershalawatlah kepadaku, karena shalawatmu sampai kepadaku dimana saja kamu berada.” (HR. Al-Nasâ’i, Abû Dâud dan dishahihkan oleh Al-Nawâwî).
Diterangkan oleh Abû Dzar Al-Harawî, bahwa perintah shalawat ini terjadi pada tahun kedua Hijriyah. Ada yang berkata pada malam Isra’ dan ada pula yang berkata dalam bulan Sya’ban. Dan oleh karena itulah bulan Sya’ban dinamai dengan “Syahrush Shalâti” karena dalam bulan itulah turunnya ayat 56, Surah ke-33 Al-Ahzâb.

Arti Shalawat

Tags
, , ,
SHALAWAT bentuk jamak dari kata salla atau salat yang berarti: doa, keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan, dan ibadah.
Arti bershalawat dapat dilihat dari pelakunya. Jika shalawat itu datangnya dari Allah Swt. berarti memberi rahmat kepada makhluk. Shalawat dari malaikat berarti memberikan ampunan. Sedangkan shalawat dari orang-orang mukmin berarti suatu doa agar Allah Swt. memberi rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad Saw. dan keluarganya.
Shalawat juga berarti doa, baik untuk diri sendiri, orang banyak atau kepentingan bersama. Sedangkan shalawat sebagai ibadah ialah pernyataan hamba atas ketundukannya kepada Allah Swt., serta mengharapkan pahala dari-Nya, sebagaimana yang dijanjikan Nabi Muhammad Saw., bahwa orang yang bershalawat kepadanya akan mendapat pahala yang besar, baik shalawat itu dalam bentuk tulisan maupun lisan (ucapan).
Hukum Bershalawat
Para ulama berbeda pendapat tentang perintah yang dikandung oleh ayat “Shallû ‘Alayhi wa Sallimû Taslîmân = bershalawatlah kamu untuknya dan bersalamlah kamu kepadanya,” apakah untuk sunnat apakah untuk wajib.
Kemudian apakah shalawat itu fardlu ‘ain ataukah fardlu kifayah. Kemudian apakah membaca shalawat itu setiap kita mendengar orang menyebut namanya ataukah tidak.
Asy-Syâfi’i berpendapat bahwa bershalawat di dalam duduk akhir di dalam sembahyang, hukumnya fardlu. Jumhur ulama berpendapat bahwa shalawat itu adalah sunnat.
Kata Al-Syakhâwî : “Pendapat yang kami pegangi ialah wajibnya kita membaca shalawat dalam duduk yang akhir dan cukup sekali saja dibacakan di dalam suatu majelis yang di dalam majelis itu berulang kali disebutkan nama Rasul. Continue reading »

Fadhilah dan Faedah Bershalawat

Tags
, , , , , , , , , ,
Fadilah (keutamaan) bershalawat atas nabi sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran bahwa Allah Swt. dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat atas Nabi Muhammad Saw., seperti terlihat dalam firman-Nya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersha-lawat untuk Nabi… .” (QS.33:56).
Penggalan ayat ini menunjukkan bahwa Allah Swt. melimpahkan rahmat bagi Nabi Muhammad Saw. dan para malaikat memintakan ampunan bagi Nabi Muhammad Saw. Karena itu, pada lanjutan ayat tersebut, Allah Swt. menyuruh orang-orang mukmin supaya bershalawat dan memberi shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.: “…Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
Untuk mengetahui keutamaan apakah yang diperoleh orang-orang yang bershalawat, baiklah kita perhatikan maksud-maksud hadis yang di bawah lni.
Bersabda Nabi Saw.
 Artinya: “Barangsiapa bershalawat untukku sekali, niscaya Allah bershalawat untuknya sepuluh kali.” (HR. Muslim dari Abû Hurairah).
 Artinya: “Bahwasanya bagi Allah Tuhan semesta alam ada beberapa malaikat yang diperintah berjalan di muka bumi untuk memperhatikan keadaan hamba-Nya. Mereka me-nyampaikan kepadaku (sabda Nabi) akan segala salam yang diucapkan oleh ummatku.” (HR. Ahmad. Al-Nasâ’i dan Al-Darimî).
 Artinya: “Barangsiapa bershalawat untukku dipagi hari sepuluh kali dan di petang hari sepuluh kali, mendapatlah ia syafa’atku pada hari qiamat.” (HR. Al-Thabrânî)
 Artinya: “Manusia yang paling utama terhadap diriku pada hari qiamat, ialah manusia yang paling banyak bershalawat untukku.” (HR. Al-Turmudzî).
Artinya: “Jibril telah datang kepadaku dan berkata: ‘Tidakkah engkau ridha (merasa puas) wahai Muhammad, bahwasanya tak seorang pun dari umatmu bershalawat untukmu satu kali, kecuali aku akan bershalawat untuknya sebanyak sepuluh kali? Dan tak seorang pun dari umatmu mengucapkan salam kepadamu, kecuali aku akan meng-ucapkan salam kepadanya sebanyak sepuluh kali?! (HR. Al-Nasâ’i dan Ibn Hibban, dari Abû Thalhah). Continue reading »

Waktu dan Tempat yang Baik untuk Bershalawat

Tags
, , , , , , ,
Shalawat atas Nabi Saw. disyariatkan pada waktu-waktu, tempat-tempat, dan keadaan-keadaan tertentu. Hal ini telah dibicarakan panjang lebar oleh Ibn Al-Qayyim di dalam kitab Jalâ ‘u al-Afhâm fî Fadhli al-Shalâti wa al-Salâmi ‘alâ Muhammad Khayr al-Anâm, Syaikh Islam Quthbuddin al-Haydhari al-Syâfi’i di dalam kitab Al-Liwâ al-Muallim bi Mawâthin al-Shalâh ‘alâ al-Nabî Saw., Al-Hâfizh Al-Sakhâwi di dalam kitab Al-Qawl al-Badî’, dan Al-Qasthallânî di dalam kitab Masâlik al-Hunafâ’.
Al-Khâtib di dalam kitab Syarh al-Minhâj, dan yang lainnya, berkata:
“Disunnahkan memperbanyak membaca Surah Al-Kahfi dan shalawat atas Nabi Saw. pada hari Jumat dan malam Jumat; paling sedikit, untuk yang pertama tiga kali dan untuk yang kedua tiga ratus kali.”
Sementaraa itu, telah sah riwayat yang bersumber dari Imam Al-Syâfi’i r.a., yang mengatakan bahwa, barang-siapa yang membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat, ia akan diterangi oleh cahaya yang ada di antara dua Jumat.
Diriwayatkan pula bahwa barangsiapa yang membaca Surah Al-Kahfi pada malam Jumat, ia akan diterangi oleh suatu cahaya antara dirinya dan Kabah. Membaca Surah Al-Kahfi di waktu siang lebih di-utamakan, dan lebih utama lagi bila ia dibaca sesudah selesai mengerjakan salat subuh, guna menyegerakan berbuat baik sebisa-bisanya.
Hikmah diperintahkannya membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jum’at adalah karena didalam Surah itu Allah menggambarkan suasana Hari Kiamat, sementara hari Jum’at mirip dengan Hari Kiamat, karena orang banyak berkumpul untuk melaksanakan salat bersama-sama; juga karena Hari Kiamat itu terjadi pada hari Jum’at, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam kitab Shahih-nya.
Ramli mengatakan bahwa anjuran supaya memperbanyak pembacaan shalawat pada malam dan hari Jum’at itu didasarkan pada hadis yang berbunyi, “Sesungguhnya hari kalian yang paling utama adalah hari Jumat. Oleh karena itu, perbanyaklah kalian membaca shalawat atasku, sebab shalawat yang kalian baca itu diperlihatkan kepadaku.” Continue reading »

Lafadz-lafadz Shalawat dan Penjelasannya

Tags
, , , , , , ,
Dalam berbagai sumber, baik hadis maupun keterangan para ulama yang termuat dalam kitab-kitab kuning (istilah santri bagi kitab yang kertasnya berwama kuning) banyak sekali lafazh-lafazh shalawat. Seperti yang terhimpun dalam kitab Muktashar fî Ma’ânî Asmâ Allâh al-Husnâ, dalam bâb Ash-Shalâh ‘alâ al-Nabi, karangan Al-Ustâdz Mahmûd al-Sâmî, dan kitab Afdhalu al-Shalawâti ‘alâ Sayyidi al-Sâdâti, karangan Yûsuf bin Ismâ’îl al-Nabhânî. Untuk itu dibawah ini adalah sebagian lafazh-lafazh shalawat tersebut baik yang bersumber dari hadis maupun kitab-kitab, berikut penjelasannya.
 
 Artinya: “Ya Allah, wahai Tuhanku, muliakan oleh-Mu akan Muhammad, Nabi yang tidak pandai menulis dan membaca. Dan muliakan pulalah kiranya akan isterinya, ibu segala orang yang mukmin, akan keturunannya dan segala ahli rumahnya, sebagaimana engkau telah memuliakan Ibrahim dan keluarga Ibrahim diserata alam. Bahwasanya Engkau, wahai Tuhanku, sangat terpuzi dan sangat mulia.” (HR. Muslim dan Abû Dâud dari Abû Hurairah).
 Artinya: “Ya Allah, wahai Tuhanku muliakan oleh-Mu akan Muhammad dan akan keluargaya sebagaimana Engkau memuliakan keluarga Ibrahim dan berilah berkat olehmu kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim, bahwasanya Engkau sangat terpuji lagi sangat mulia diserata alam.” (HR.Muslim dan Abî Mas’ûd).
 
 Artinya: “Ya Allah, wahai Tuhanku, muliakanlah oleh-Mu akan Muhammad dan akan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memuliakan keluarga Ibrahim bahwasanya Engkau sangat terpuji dan sangat mulia. Ya Allah, wahai Tuhanku, berikan berkat oleh-Mu akan Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberi berkat kepada Ibrahim; bahwasanya Engkau sangat terpuji dan sangat mulia.” (HR. Bukhârî dari Abû Sa’îd, Ka’ab Ibn ‘Ujrah).
 
 Artinya: “Ya Allah, wahai Tuhanku, muliakanlah oleh-Mu akan Muhammad, hamba-Mu dan Rasul-Mu, Sebagaimana Engkau telah memuliakan Ibrahim; dan berilah berkat oleh-Mu kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi berkat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim.” (HR. Al-Bukhârî dan Abû Sa’îd).
 
 Artinya: “Ya Allah, wahai Tuhanku, muliakanlah oleh-Mu akan Muhammad, isteri-isterinya dan keturunannya, sebagajmana Engkau telah memuliakan keluarga Ibrahim. Dan beri berkatlah oleh-Mu kepadq Muhammad dan isteri-isterinya serta keturunan-keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberikan berkat kepada keluarga Ibrahim: bahwasanya Engkau sungguh sangat terpuji dan amat mulia.” (HR. Al-Bukhârî dari Abû Hamîd Al-Sa’îdi). Continue reading »

7 FADHILAH MEMBACA SHOLAWAT NABI SAW

Tags
, , , , , , , ,
7 Fadhilah Membaca Sholawat NABI SAW ” itu adalah
  1. Mendapat sepuluh kebaikan dan didoakan oleh rosullulloh SAW.
  2. Diangkat derajatnya oleh ALLOH SWT.
  3. Didoakan oleh para malaikat .
  4. Diampuni segala dosanya .
  5. Dihindarkan dari siksa kubur.
  6. Mendapat syafata di hari kiamat.
  7. Dicukupi semua kebutuhannya .
Nah itu 7 fadhilah membaca sholawat NABI SAW , dan sholawat apa yg kita baca itu ? Itu banyak sekali sholawat NABI SAW sepertinya ”sholawat nariyah, sholawat badhar, dan masih banyak lagi . Kedua itu cuma contoh saja .
Semoga dengan adanya artikel ini teman yang baca bisa mengambil hikmah dan manfaatnya , dan juga bisa mengamalkannya , walaupun hanya sehari satu kali (paling sedikit) tuk membaca sholawat NABI SAW.
Semoga bermanfaat aminnnnnnnn   ya robbal alaminnnnn

Sholawat Dan Rahasia-Nya

Tags
, , , , , , , , ,
Muhammad asy-Syabawi: Hanya al-Qur’an dan Bacaan Shalawat Saja yang Tetap Mendapat Pahala meskipun Tidak Tahu
Artinya :
Termasuk di antara hal2 yg sangat dianjurkan untuk diketahui adalah dzikir2 sholat dan sekaligus artinya. Supaya bisa hudlur di dlm hati meskipun secara ijmal. Dengan tujuan supaya mendapat nikmat2 yg besar. Karena sesungguhnya ulama’2 besar yg terpilih, telah mengatakan, “seseorang tdk akan mendapatkan pahala berdzikir, kecuali mengetahui artinya, meskipun secara ijmal. Persyaratan ini berlaku untuk semua dzikir selain al-Qur’an dan bacaan doa shalawat-salam kepada baginda Nabi yg terpilih. Keterangan tersebut seperti disampaikan oleh Muhammad asy-Syabawi.
Sayyid al-Bakri bin Muhammad Syatha ad-Dimyati: Rahasia Shalawat Sebagai Pembuka Rizqi dan Adab-adab Seorang Pengamal Shalawat
Membaca shalawat kepada Nabi mengandung faidah2 yg tak terhingga, antara lain: menerangi hati dari kegelapan, tdk dibutuhkan lagi seorang guru spiritual, bisa mengantarkan pengamalnya untuk wushul kpd Allah, melimpahkan rizqi dan orang yg memperbanyak bacaan shalawat jasadnya diharamkan Allah dari api neraka. Sebaiknya orang yg membaca shalawat kpd Nabi, dlm haliyah paling sempurna, suci badannya, punya wudlu, menghadap qiblat, menghayati keagungan baginda Nabi dg maksud tercapainya keinginan dan cita2, membaca dg tartil dan tdk tergesa2 dlm mengucapkan kalimat2nya.
Syeikh Muhammad bin Salim Bab-shil: Rahasia Sholawat Sebagai Pendingin Akan Panasnya Tabiat
Keistimewaan shalawat, tidak terbilang jumlahnya, termasuk di antaranya: menyebabkan turunnya rahmat, menghapus dosa dan keburukan, mendatangkan hajat, menghilangkan problem yg sulit dipecahkan dan tdk ada amalan yg lebih berguna untuk menerangi hati dan mendapatkan ridlo Allah, yang maha mengetahui segala sesuatu yg ghaib, kecuali bacaan shalawat. Shalawat memang sangat istimewa, dibandingkan dzikir2 lain sebab shalawat bisa menghilangkan panasnya tabiat, sedangkan dzikir2 yg lain justru meluapkan aura panas.
Pengamal Sholawat Tidak Membutuhkan Guru Spiritual (Syeikh Mursyid)
Membaca sholawat, merupakan bentuk ibadah, yg paling utama dan paling besar pahalanya. Sampai2 sebagian kaum arifun mengatakan, “sesungguhnya sholawat itu bisa mengantarkan pengamalnya untuk ma’rifat kepada Allah, meskipun tanpa guru spiritual (mursyid). Karena guru dan sanadnya, langsung melalui Nabi. Ingat! Setiap sholawat yg dibaca seseorang selalu diperlihatkan kpd beliau dan beliau membalasnya dg doa serupa. Hal ini berbeda dg dzikir2 (selain sholawat) yg harus melalui bimbingan guru spiritual yg sudah mencapai maqam ma’rifat. Jika tidak demikian, maka akan dimasuki syaithon dan pengamalnya tdk akan mendapat manfaat apapun.
Sayyid Abdur Rahman bin Musthofa al-Idrus: Amalan yang Bisa Menyebabkan Wushul kepada Allah di Akhir Zaman
Al-Allamah Sayyid Abdurrohman bin Musthofa al-Idrus (tinggal di Mesir), menyatakan (dlm penjelasan beliau tentang sholawatnya sayyid Ahmad al-Badawi. Komentar ini ditulis dlm kitab yg berjudul “Miraatu al-Syumus fi manaqibi Ali al-Idrus”) bahwa di akhir zaman nanti, ketika sudah tdk ditemukan seorang murobbi (mursyid) yg memenuhi syarat, tdk ada satupun amalan yg bisa mengantarkan seseorang wushul (ma’rifat) kepada Allah kecuali bacaan sholawat kpd Nabi saw, baik dalam keadaan tidur maupun terjaga. Kemudian setiap amal itu mungkin diterima dan mungkin juga ditolak kecuali bacaan sholawat kpd nabi saw yg pasti diterima, karena memuliakan pada Nabi. Sayyid Abdur Rohman meriwayatkan keterangan tersebut berdasarkan kesepakatan ulama’.
shallAllahu ‘alaa Muhammad shallAllahu ‘alaihi wa aalihi wa sallim