" Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertakwa, orang yang kaya, dan orang yang tidak pamer." (HR. Muslim)
Setiap
kita pasti menginginkan dicintai oleh Allah. Karena, jika Allah
mencintai kita, maka kebahagiaan di dunia dan di akhirat akan kita raih.
Pertanyaannya, bagaimanakah caranya agar kita bisa dicintai oleh Allah?
Jika kita merujuk kepada hadits Rasulullah SAW sebagaimana yang disebutkan diatas, maka ada 3 cara agar bisa dicintai Allah.
Pertama, menjadi orang yang bertakwa, Ali bin Abi Thalib memberikan batasan ciri-ciri orang yang bertakwa:
1). merasa takut kepada Allah. Takut
kepada Allah berbeda dengan ketakutan kita kepada makhluk, jika kita
takut kepada harimau maka kita akan menjauhinya. Namun, jika kita takut
kepada Allah maka kita harus mendekati-Nya dengan senantiasa
meningkatkan kualitas ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Efek positif
dari rasa takut ini, maka akan muncul sikap hati-hati dalam berbuat,
sehingga perbuatan kita tidak akan seenaknya, namun akan penuh
pertimbangan.
2). tadabbur Al-Quran. Tadabbur
artinya membaca Al-Quran disertai dengan memahami isinya. Al-Quran
berisi pedoman dan petunjuk hidup, maka agar hidup ini selaras dan
sesuai dengan kehendak Allah, salah satu caranya adalah dengan mengikuti
petunjuk dari Al-Quran;
3). qanaah dalam hidup. Qanaah
artinya merasa cukup dengan nikmat diberikan Allah. Sehingga hidup
penuh dengan rasa syukur. Qanaah bukan berarti pasif, tapi aktif dalam
berikhtiar, fokus dan bersungguh-sungguh dalam beramal, namun untuk
hasil sepenuhnya diserahkan kapada Allah;
4). bersiap-siap menghadapi kematian. Orang
yang bertakwa senantiasa ingat mati, sehingga hidupnya menjadi
produktif dalam beramal sebagai bekal kepulangannya. Tiada waktu untuk
leha-leha dan bermalas-malasan, karena dia tahu bahwa maut pasti akan
datang sewaktu-waktu. Baginya, waktu adalah kesempatan emas yang tidak
boleh disia-siakan untuk memperbanyak amal ibadah. Rasulullah SAW
bersabda
"Pergunakan lima perkara sebelum datang lima
perkara lagi : Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu
luangmu sebelum sibukmu, mudamu sebelum tuamu, dan kayamu sebelum
miskinmu." (HR. Baihaqi dari Ibnu Abbas).
Kedua, menjadi
orang yang kaya. Menurut Rasulullah SAW bahwa orang yang kaya akan
dicintai oleh Allah. Namun, yang dimaksud kaya disini adalah kaya hati
dan bukanlah kaya dengan materi dunia. Rasulullah SAW bersabda,
"Bukanlah orang yang kaya itu dengan banyaknya harta, namun orang kaya itu adalah kaya jiwa / hati." (HR. Bukhari).
Orang
yang kaya hati, maka hidupnya akan lapang dan tidak merasa sempit,
meskipun hidupnya sederhana. Harta dunia tidak menjamin akan ketenangan
dan kebahagian hidup, bahkan boleh jadi menjadi penyebab kegelisahan
dalam hidup jika didapatkan dengan cara yang tidak halal sehingga tidak
ada keberkahan dalam hartanya bahkan akan menjauhkan diri dari Allah.
Na’udzubillah min dzalik.
Ketiga, hidup tidak
pamer alias ikhlas. Orang yang dicintai Allah akan beramal hanya untuk
yang dicintainya, bukan untuk makhluk yang fana’. Beramal bukan untuk
dipuji, dihormati, dan dihargai oleh selain Allah. Namun, semua itu dia
kerjakan untuk Allah semata. Syaikh Muhammad Salim bin ‘Id Al-Hilali
dalam kitabnya "Bahjatun-Nazhirin (Syarh Riyadhush-shalihin)"
menyebutkan, ada dua syarat sahnya suatu diterima, yaitu ikhlas dan
sesuai dengan sunah Rasulullah.
Ikhlas yaitu beramal hanya mengharap keridlaan Allah. Allah SWT berfirman,
"Padahal
mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan
mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus,
dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Yang demikian
itulah agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah: 5).
Sedangkan,
sesuai dengan sunah yaitu jika amal itu harus sesuai dengan contoh Rasul
(tidak seenaknya apalagi ngarang sendiri). Dua syarat ini termasuk
perkara yang mutawaliat, yakni perkara yang saling berkaitan dan tidak
bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dengan demikian amal itu tidak
cukup hanya ikhlas tapi juga harus sesuai dengan contoh Rasul dan
begitupun sebaliknya.
Inilah di antara upaya kita agar bisa
meraih cinta Allah dengan terus berupaya agar bisa menjadi pribadi
takwa, kaya akan jiwa/hati, dan ikhlas dalam beramal. Semoga Allah
memberkahi dan meridlai ikhtiar kita ini. Amin. Wallahu a’lam
bishshawwab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar