Jumat, 10 Januari 2014

Bukti Kasih Sayang Rasulullah Kepada Umatnya

Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah yang kepribadiannya sangat mulia, karena segala ucapan dan perilaku berlandaskan Al Quran. Beliau pun kemudian dijuluki sebagai Al Quran berjalan. Kasih sayang Rasulullah saw, tidak hanya bagi diri dan keluarga serta sahabatnya, tapi juga umatnya. Hingga akhir hayatnya, keselamatan umatnya dalam menjalani hidup di dunia dan akhirat tidak pernah lepas dari hati dari pikiran beliau. Maka, sangatlah menjadi suatu keharusan bagi umat muslim untuk mencintai dan meneladani segala perilaku Rasulullah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut ini adalah beberapa bukti nyata dari sekian banyaknya bentuk kasih sayang Rasulullah saw kepada umat, yang disarikan dari berbagai sumber:
  • Saat isra mi’raj, ketika menerima perintah melaksanakan shalat, Rasulullah meminta kepada Allah Swt untuk mengurangi kewajiban menunaikan shalat wajib, dari semula 50 waktu menjadi lima waktu dalam sehari semalam, karena menurut beliau, kewajiban tersebut sangat memberatkan umatnya dan takut tidak bisa dilaksanakan. Bayangkan, betapa banyak pengurangan yang dimintakan Rasulullah untuk kita, umatnya, dalam melaksanakan shalat wajib. Karena itu, laksanakanlah shalat sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah Swt juga penghargaan atas perjuangan Rasulullah untuk kita. 
  • Rasulullah menganjurkan umatnya untuk menyeimbangkan ibadah dengan istirahat. Beliau tidak ingin umatnya terus-menerus beribadah tanpa memiliki waktu untuk beristirahat. Dalam suatu riwayat, rasulullah meminta para sahabat untuk menurunkan tali yang dipasang Zainab binty Jahsy untuk bersandar ketika kelelahan melaksanakan shalat di masjid. Rasulullah bersabda “Lepaskanlah tali ini. Hendaklah kalian shalat sesuai kemampuan kalian. Jika lelah, hendaklah kalian duduk.” (HR Bukhari). Rasulullah khawatir, ibadah shalat berlebihan akan melalaikan hak-hak yang lain. Selain beribadah kepada Allah, tubuh memiliki hak untuk istiraat. Selain itu, ada pula hak keluarga, hak tetangga serta hak masyarakat.
  • Saat bulan Ramadhan, rasulullah tidak mewajibkan melaksanakan shalat tarawih di masjid. Beliau takut memberatkan umatnya. Maka, ketika dua malam pertama ramadhan, beliau melaksanakan shalat tarawih di masjid, dan jumlah jamaah yang bertambah banyak, pada hari ketiga dan keempat, Rasulullah tidak datang ke masjid untuk melaksanakan Shalat Tarawih berjamaah. Terkait hal tersebut, Rasulullah bersabda “Aku melihat apa yang kalian lakukan semalam. Tidak ada yang menghalangiku untuk keluar, kecuali karena aku takut akan diwajibkan kepada kalian” (HR Bukhari Muslim)
  • Pernah suatu ketika Rasulullah saw menangis sepanjang malam hingga subuh dalam shalatnya saat membaca surah Al Maidah ayat 118 yang artinya: “Jika Engkau siksa mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-hambaMu dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkau Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” . Dalam doanya beliau menyebut “Ya Allah, umatku…umatku”. Ketika ditanya Jibril, Rasulullah menceritakan kehawatirannya pada umat beliau siksa neraka. Atas keterangan tersebut, yang disampaikan oleh Jibril, Allah meridhai Nabi Muhammad untuk memberikan syafaat kepada umatnya yang masih menyisakan keimanan walaupun sebesar biji sawi. Rasulullah memohon ampunan untuk kita, umatnya dari siksa api neraka. Subhanallah, sungguh besar cinta Rasulullah kepada kita. Bagaimana dengan kita? Menangiskah kita ketika mengingat Allah dan Rasul-Nya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar